Sabtu, 14 Januari 2017

Ibu Tenang Anak Senang

"Mbak, anakmu kok ga bisa diam sih?"

"Itu panjat-panjat kayak gitu, kalau jatuh bagaimana?"

"Anakmu kok ga bisa dibilangin sih, Mbak?"


*
"Kakaaaaaaak, mainan apa itu? Ayo bereskan! Itu bukan mainan."

"Adiiiiiiiik, jangan naik-naik sepeda motor, nanti jatuh!"

"Kakak, jangan digituin adiknya, nanti nangis!"

Jangan ini, jangan itu.


**
"Kakaaaaaak, ayo cepetan!"

"Adiiiiiiiiik, sudah, ayo!"


***
Salah sang anakkah? Bukan. Anak balita itu masih belum mengerti apa-apa.

Salah sang ibukah? Mungkin. Tapi, tak sepenuhnya itu salah ibu. Bisa jadi, sang ibu sedang memiliki masalah tertentu. Sehingga terlampiaskan kepada anak-anak berupa kemarahan.

Sang ibu itu harus ditolong, bukan malah dibiarkan. Dan orang yang paling bertanggungjawab untuk memberikan pertolongan pertama pada sang ibu itu adalah suami. Ya. Suami harus segera menolong sang ibu itu.

Bagaimana caranya? Dengan mengajaknya ngobrol. Berbicara dari hati ke hati. Bercerita tentang banyak hal. Berbagi kisah suka dan duka. Jangan biarkan sang ibu tertekan. Jangan biarkan sang ibu merasa sendirian. Meskipun berjauhan jarak antara suami dan istri, sebaiknya sang suami harus senantiasa menjaga kedekatannya dengan istrinya. Jangan sampai sang suami melukai hati istrinya. Intinya, suami harus pandai-pandai menjaga hati dan perasaan istri. Dan membantu meringankan tugas istri sebagai seorang ibu rumah tangga.

****
Demikian. Semoga bisa diambil pelajaran yang bermanfaat. Semoga hati ibu selalu tenang. Anak tak jadi korban perasaan ibu. Anak tak jadi korban akibat ketidaknyamanan hati seorang ibu. Semoga anak kan tumbuh dengan tenang. 


After #30DWC Jilid Hari ke 39





Tidak ada komentar:

Posting Komentar