Kamis, 12 Januari 2017

Meredam Gelisah Hati

"Hai, kamu marah?"

"Entah."

"Kamu kecewa?"

"Mungkin."

"Pada siapa?"

"Entah."

"Padanya?"

"Mungkin."

Hari terus berjalan. Waktu terus berputar. Tak guna engkau pelihara kesal. Tak guna pula kau jaga amarah. Ikhlaskan. Ikhlaskan. Ikhlaskan.

Ah. Tak kau rasakan. Kau tak tahu bagaimana menyesaknya dadaku. Bagaimana sakitnya hatiku. Kau tahu apa tentang segala yang aku rasa.

Berdamailah. Luapkan saja semuanya di sini. Aku akan menampung semuanya. Aku akan temanimu kalau kamu mau. Buang ragumu padaku. Kita akan bersama di sini. 

Baiklah. Terima kasih, engkau sudah berkenan sediakan ruang untukku. Sungguh ini sangat berarti buatku. Saat hatiku terluka. Saat dadaku menyesak karena menahan kecewa. Engkau hadir untukku.

Hari ini, aku nyaris gila. Aku berharap ada seseorang yang pedulikanku. Ada seseorang yang setia mengajakku bercerita, bercanda dan tertawa atau pun menangis bersamaku. Namun, seseorang itu tak pernah datang untukku. Tak pernah.

Aku sendiri. Sunyi. Sepi. Lagi, lagi, setiap mataku terbuka, aku berharap seseorang itu akan datang, akan hadir menyapaku. Namun, lagi, lagi, aku kecewa. Tak pernah kudapati apa yang kuinginkan itu menjelma menjadi nyata.

***
Hai, sahabatku. Redamlah gelisah hatimu. Dinginkan jiwamu. 

Basuh mukamu dengan air wudhu. Sirami hatimu dengan perbanyak dzikir dan tilawah quran. 

Lupakan sejenak tentangnya. Yaqinlah semuanya akan baik-baik saja.

Sabar, sabar, sabar.

Ikhlas. Ikhlas. Ikhlas.

Dekatkan diri padaNya sedekat-dekatnya. Perbanyak sedekah. 

Aku yaqin kau pasti kan mampu melewati ini semuanya. 

***
"Boleh jadi apa yang baik menurutmu adalah buruk menurutNya. Dan boleh jadi apa yang buruk menurutmu adalah baik menurutNya."

Dia lah yang maha tahu, segala apa yang terbaik untukmu.

Jalani, hadapi, hayati, dan nikmati.

***
Terimakasih sudah berkenan berbagi denganku.


After #30DWC Jilid 3 Hari ke 38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar