Sabtu, 31 Desember 2016

Ketika Diam Bukan Emas

"Hai, apa yang harus aku lakukan? Kenapa kamu diam saja? Bukankah aku sudah memberitahumu, kalau aku tak suka kamu mendiamkanku seperti ini? Ayo, bicaralah padaku! Bicaralah padaku, tentang banyak hal! Aku akan dengar apa yang kamu kata! Aku tak akan menyela. Ayo bicaralah padaku!"

Hening. Hanya hening yang aku dapati. Tak kudengar kau bicara padaku. Tak kau timpali apa yang aku katakan kepadamu. Kau meninggalkanku menuju alam mimpi. Ah. Kamu, selalu saja begitu.

Air mataku pun menetes perlahan membasahi kedua pipiku. Kau tak peduli padaku. Pada apa yang aku rasa. Pada apa yang terjadi padaku. 

Jika kamu saja tak peduli padaku, lantas siapa lagi yang akan peduli padaku? Jika kamu saja tak mau tahu aku, lantas akan adakah orang lain yang akan mengerti aku? Jika kamu saja tak hapus air mataku, siapa lagi yang akan mengeringkan tangisku?

Tak akan ada lagi. Tak ada. Tak akan pernah ada. Sendiri. Sunyi. Sepi. Tak ada yang akan menemani. Malam. Gulita. Hitam. Pekat. Menjadi teman sejatiku.


@Wahai kaum Adam, mengertilah dia adalah seorang wanita. Hatinya mudah rapuh dan terkoyak. Jangan kau sakiti hatinya terus menerus. Jangan lukai ia. Jangan kau dustai. Jangan kau berikan harapan palsu padanya. Jagai dia. Lindungi, sayangi dia. Luruskan jika dia salah. Ajaklah dia berbicara. Jangan kau diamkan saja. Karena tak selamanya diam itu adalah emas.

After #30DWC Jilid 3 Hari ke 31

Jumat, 30 Desember 2016

Semangat 30DWC

Aku menyukai dunia tulis menulis sejak di bangku sekolah. Ketika masih SMP, hal yang paling aku suka adalah menulis diary. Bagiku menulis adalah obat. Menulis mampu menyembuhkan luka dan sakit yang kurasa. Menulis adalah metode terapi yang ampuh bagiku. Menulis adalah teman dalam sendiriku. Hingga SMA dan kuliah pun, aku masih suka menulis diary. Sebagian darinya masih tersimpan. Dan yang lainnya sudah aku musnahkan. 

Kegemaranku menulis masih sebatas menulis diary. Masih sebatas untuk konsumsi pribadi. Hingga selepas kuliah, aku bertemu dengan sebuah komunitas kepenulisan. Aku berkenalan dengan para penulis. Dan menimba ilmu dari mereka. Aku mulai mencoba menulis untuk media. Dan tulisan pertamaku dimuat di Harian Surya. Selanjutnya lahir pula tulisanku yang lain,  dalam bentuk buku. Namun masih menulis antologi. Antologi pertamaku berjudul Karena Mereka Tercipta Istimewa. Dan aku menggunakan nama pena Avisa Guritna.

Setelah beberapa buku antologiku lahir, aku sempat vakum menulis. Hingga akhirnya aku dipertemukan dengan 30DWC Jilid 3. Selama 30 hari, aku berusaha untuk menulis tanpa henti. Alhamdulillaah. Aku berhasil mengikuti 30DWC Jilid 3. Dan ini, adalah tulisanku yang ke 30, hari terakhir 30DWC. Semoga ini bukan akhir tulisanku. Tetapi menjadi awal yang baik bagiku. Menjadi semangat bagiku untuk terus dan tetap menulis hingga aku tak mampu lagi untuk menulis. Aku masih bermimpi untuk bisa menulis buku. Semoga di tahun 2017 nanti, mimpi ini akan menjejak menjadi nyata. Aku akan berusaha untuk mewujudkannya, hingga aku tak mampu lagi untuk berusaha.

Meski semua berkata tidak mungkin. Ah, kamu ga mungkin jadi penulis. Kamu ga mungkin bisa nulis cerpen. Kamu ga mungkin bisa nulis cerita. Kamu ga mungkin bisa menulis buku. Orang sepertimu mana mungkin bisa jadi penulis.

Waktu itu semangatku sempat hilang. Harapanku untuk bisa menulis buku pupus sudah. Tak ada semangat lagi untuk menulis. Hingga akhirnya, 30DWC Jilid 3 ini membuka kembali harapan itu. Semangatku menyala kembali. Jika aku tidak bisa menulis buku, aku masih bisa menulis diary, seperti dulu yang pernah aku lakukan. Untuk penyembuhanku. Untuk mengobati kecewaku. Untuk menemani sepi-sepiku. Untuk menjadikanku lebih waras lagi. Untuk diriku sendiri. Bukan untuk siapa-siapa. Jika tulisanku tak layak untuk dibagi, maka biarkan menjadi prasasti pribadi. 

Aku akan tetap menulis hingga aku tak mampu lagi untuk menulis. Mungkin nanti aku akan lupa.Semoga saja tidak. Jika aku lupa, semoga saja aku akan segera ingat, kemudian menulis lagi. Menulis lagi. Dan lagi-lagi menulis.

Semoga dengan menulis, bisa membawa perubahan yang lebih baik, terutama perubahan untuk diri sendiri. 

Semangat menulis!

#30DWC Jilid 3 hari ke 30

Kamis, 29 Desember 2016

Hari yang Luar Biasa

Alhamdulillaah.

Akhirnya, aku bisa merebahkan tubuh juga. Hari ini luar biasa sekali. Tak seperti biasa. Si kembar maunya bersamaku terus. Sebentar saja tak mau jauh dariku. Sementara adiknya, tak mau turun dari gendonganku. Jika ditaruh, meski hanya sebentar saja, pasti menangis. Rasanya lelah sekali hari ini. Lebih terasa lelah dari hari-hari yang telah lalu.

Sekarang, si kembar dan adiknya sudah tertidur. Kupandangi wajah polos mereka satu persatu. Tak terasa, air di kelopak mata pun terjatuh. Betapa polosnya wajah mereka. Betapa lucunya wajah itu. Wajah yang selama ini telah menyita waktuku. 

Hanya sebentar saja. Lelah ini hanya sementara. Tak akan lama. Sebentar lagi mereka akan segera bertumbuh dewasa. Mereka tak akan lama tinggal bersamaku. Mereka akan mempunyai keluarga sendiri. Tinggal bersama keluarganya masing-masing. Dan aku, aku akan tinggal sendiri, tanpa mereka. 

Suatu hari nanti pasti aku akan merindukan mereka. Manja mereka. Tingkah polah mereka. Keaktifan mereka. Kelincahan mereka. Kepintaran mereka. Kejahilan mereka. Semua tentang mereka. Pasti aku akan sangat merindukan semua itu. Lantas, bagaimana aku bisa menyia-nyiakan hari-hariku bersama mereka.

Nikmatilah. Jika Allah masih anugerahkan kebersamaan bersama orang-orang tersayang. Jangan sia-sia kan kebersamaan itu. Lakukan hal terindah bersama mereka. Biarkan mereka menyimpan kenangan positif di dalam ingatan mereka. 

Semoga aku termasuk seorang Bunda yang senantiasa bersyukur, dan bersabar dalam menghadapi godaan dan cobaan yang berupa anak. Dalam menghadapi segala tingkah polah mereka.

Semoga saat Dia ambil titipanNya, maka aku akan memberikannya dalam kondisi yang indah, kondisi yang terbaik.

Allah, tolong jagai mereka, lindungi mereka. Jadikan mereka penyejuk mataku. Jadikan mereka anak-anak yang sholeh sholehah. Amin.


#30 DWC Jilid 3 Hari ke 29


Rabu, 28 Desember 2016

Di Penghujung Tahun

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Tahun 2016 tinggal 3 hari lagi. Rasanya baru kemarin tahun baru 2016. Sekarang sudah hampir berakhir. Dan sudah mau memasuki tahun baru 2017. 

Belum banyak yang bisa kulakukan di tahun 2016 ini. Masih ada banyak hal yang belum bisa aku kerjakan. Masih ada impian yang belum menjejak nyata. Jika saja waktu bisa diputar kembali, tentu aku ingin mengulangnya dari awal. Dari awal tahun. Menyelesaikan semuanya. Hingga di akhir tahun nanti tak ada lagi impian yang belum menjejak nyata.

Sebentar lagi penghujung tahun kan datang menyapa. Banyak hal yang harus aku persiapkan untuk memasuki tahun 2017. Diantaranya adalah menuliskan resolusi tahun 2017. Dan evaluasi terhadap hal-hal yang telah terjadi di tahun 2016.  

Lalu berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan mimpi-mimpi menjadi nyata. Biarlah Allah yang akan menuntun langkah-langkah ini. Setelah ikhtiar diiringi doa, lalu bertawakal kepadaNya. Apapun yang terjadi itulah yang terbaik dariNya. Yakin saja. Semua tidak akan ada yang sia-sia. Percaya. Bahwa Allah akan menguji setiap hambaNya dengan ujian yang tak disangka-sangka.

Semangat menyambut tahun baru 2017. Semoga Allah peluk mimpi-mimpi kita. Menjadikannya nyata. Amin.

Untuk sebuah mimpi
Untuk suatu harapan
Untuk sebuah cita
Untuk segala peluh yang terasa

Esok semua kan menjejak jadi nyata
Esok semua kan menjadi lebih baik
Esok semua kan menjadi lebih indah

Yakinlah
Percayalah

Allah sungguh sangat Maha Tahu apa-apa yang terbaik untuk setiap hamba-hambaNya, sedangkan hamba itu tak lebih tahu dari Tuhannya.

Semangat menyongsong tahun baru 2017!


#30DWC Jilid 3 Hari ke 28

Selasa, 27 Desember 2016

Merenda Hari, Merajut Mimpi, Menggapai Asa Pasti

Aku memimpikan mereka, putri kembarku, yang usianya 3 tahun dan putraku yang masih 5 bulan usianya, semoga kelak bertumbuh menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Menjadi hafidzh dan hafidzah, pada usia 9 tahun. Menjadi inspirator. Motivator. Guru. Pendidik. Dokter. Ustadz. Ustadzah. Penulis buku best seller. Cantik dan ganteng rupa dan hatinya.

Manusia hanya berencana dan berusaha, hasilnya Allah yang tentukan. Tak ada salahnya bila kita merancang masa depan lewat tulisan. Itu akan menguatkan langkah kita ke depan. Dan inilah masa depanku :

Aku berencana untuk tinggal di sebuah rumah yang di dalamnya ada syurga, bersama putri kembarku dan putraku serta suamiku. Tidak lagi mengganggu kedua orangtuaku. Tak lagi merepotkan mereka.

Tahun 2017 memiliki rumah sendiri, ada tamannya. Memiliki mobil avanza, xenia, atau grand livina.

Semua hutang yang masih tersisa terlunasi. Hingga tak ada lagi hutang terhadap siapa pun.

Aku bisa bekerja di rumah saja. Tidak meninggalkan rumah hanya demi mendapatkan uang. Pekerjaanku di tahun 2017 nanti menulis setiap hari. Hingga suatu saat, lahirlah buku dari tanganku.

Agar aku bisa menulis setiap hari, maka aku juga harus membaca setiap hari. Membaca sebanyak-banyaknya bacaan. Agar tulisanku bisa jadi dan menemukan ciri khasnya.

Aku juga harus bisa menjadi guru bagi anak-anakku. Mampu mendidik dan mengajari mereka dengan ilmu pengetehuan dan hati. Mengantarkan mereka pada kesuksesan yang hakiki. 

Semoga anak-anakku nanti memiliki masa depan yang cerah. Menjadi sosok pribadi yang tangguh, pantang menyerah dan berkeluh kesah serta mulia di mata Allah. 

Di tahun 2017 nanti, aku juga harus berusaha untuk bisa berniaga. Menjual apa pun. Aku akan berusaha untuk bisa berjualan. Ya. Aku harus bisa berjualan. Dan mengajak balitaku untuk belajar berniaga.

"Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia. Bermimpilah" (Laskar Pelangi)

Semoga impian-impian itu kan menjejak menjadi nyata. Bukan hanya sebatas impian semata.


#30DWC Jilid 3 Hari ke 27


Senin, 26 Desember 2016

Luka, Air Mata dan Bahagia

Luka
Datang tiba-tiba
Mengiris-iris rasa
Jatuhkan air mata

Namun percayalah
Dia tak kan mungkin cipta luka, kecuali ingin engkau bahagia pada akhirnya
Jangan menyerah
Yakinlah bahagia itu kan menjejak nyata

Tetaplah tersenyum, apapun yang terjadi
Luka kan membuatmu bertambah dewasa
Luka kan mengajarimu untuk bisa mengerti dan memahami
Air mata kan membawamu menuju bahagia

Bahagia bukan berarti tanpa luka dan air mata
Bahagia jika engkau mampu ikhlas dan menerima
Bahagia jika luka tak membuatmu tanamkan kecewa
Bahagia jika air mata membuatmu menjadi lebih bijaksana

Luka dan air mata
Selamanya akan ada
Jangan terpuruk karenanya
Sebab kelak bahagia kan menjelma nyata



#30DWC Jilid 3 Hari ke 26

Minggu, 25 Desember 2016

Menunggu Hari

Waktu terus bergulir. Pun usia kita. Kian berkurang jatahnya. Lantas, apakah yang sudah bisa kita persembahkan untuk agama kita, untuk orang-orang tercinta kita? Sudahkah bekal kita siap untuk menjemput hari itu? Hari dimana roh kita diambil, hari dimana sesal tak ada gunanya lagi, hari dimana kita tak bisa berbuat apa-apa lagi. Hari dimana jasad kita terbujur kaku di pembaringan. Seorang diri, ditimbun tanah. Tanpa seorang pun kawan, kecuali amal kebaikan.

Wahai diri, tak elak lagi, hari itu nyata. Pasti akan tiba. Kita hanya menunggu giliran. Menunggu hari itu datang menjemput kita. Betapa sakitnya saat menjelang hari itu tiba. Saat malaikat izroil menyabut nyawa kita. Saat sakaratul maut terjadi. 

Karenanya siapkan diri. Siapkan bekal terbaik untuk kepulangan kita nanti. Perbanyak taubat dan amal kebaikan. Hanya itu yang bisa kita lakukan. Jangan sia-siakan setiap detik kesempatan yang masih tersisa. Jangan tunda-tunda lagi untuk berbuat baik. Untuk menjadi jalan kebahagiaan bagi orang-orang tercinta. Selagi waktu masih ada. Kesempatan masih tersisa. Lakukan yang terbaik, yang bisa kita lakukan.

Semoga khusnul khotimah di akhir kehidupan kita nanti. Menemukan kebahagiaan hakiki, di alam akhirat nan kekal abadi.


#30DWC Jilid 3 Hari ke 25

Sabtu, 24 Desember 2016

Bertanya pada Tuhan

Tuhan, bolehkah aku marah kepadaMu
Aku tahu, aku tak pantas marah kepadaMu

Tuhan, bagaimana jika aku kecewa atas apa yang telah Engkau tetapkan untukku
Aku tahu, aku tak layak untuk itu
Karena Engkau sebaik-baik pemberi ketetapan

Bagaimana pula jika aku meragukan kasih dan sayangMu kepadaku
Aku tahu, kasih dan sayangMu kepadaku tak bertepi
Tak ada alasan bagiku untuk meragukanMu

Tuhan, bolehkah aku tetap memohon dan meminta kepadaMu
Aku tahu, Engkau akan kabulkan harap dan pintaku suatu hari nanti
Akan Engkau belai dan dekap mimpi-mimpiku
Lalu Engkau jadikan nyata

Aku percaya, aku yakin padaMu
Engkau Maha Tahu segala yang terbaik untukku, melebihi apa yang aku tahu
Karenanya, lapangkan dada ini, Tuhan
Ikhlaskan atas apa-apa yang telah Engkau taqdirkan untukku

Terima kasih atas anugerah hidup yang masih engkau berikan kepadaku
Semoga Engkau jadikan sisa usia ini penuh keberkahan

Tak ada lagi tanyaku kepadaMu
Tak ada ragu lagi tentangMu

Semua telah Engkau tulis indah, di dalam kitabMu
Yang terbaik dariMu untukku
Segala puji dan syukurku hanya untukMu

#30DWC Jilid 3 Hari ke 24

Kamis, 22 Desember 2016

Tentang Ibu

Ibu adalah sosok yang luar biasa. Kasihnya tak terhingga. Maafnya seluas samudra. Tak pernah meminta harap atas segala yang telah dilakukan pada anak-anaknya.

Pantas saja jika syurga itu berada di bawah telapak kaki ibu. 9 bulan dalam kepayahan. Membawa calon bayi di dalam rahim ke mana pun pergi. Menahan sakit saat melahirkan, mempertaruhkan hidup dan matinya. Menyusuinya hingga usia 2 tahun. Mendidik dan merawatnya dari bayi hingga besar. Betapa pengorbanan sang ibu sungguh luarbiasa.

Lalu, bagaimana bisa kita membalas semua kebaikan ibu? Tak akan pernah mampu. Tetapi, kita bisa melakukan sesuatu untuk ibu, yang membuatnya tersenyum bahagia. Menjadi anak dambaan orangtua. 

Seperti apa anak dambaan ibu itu?
Anak yang sholeh dan sholehah. Anak yang memegang teguh agama Allah, bermanfaat bagi agama dan sesama. Berbakti pada kedua orangtuanya. Senantiasa mendoakan kedua orangtuanya. Tidak menyakiti mereka dengan kata-kata yang kasar. Membagikan sebagian rizki kepada kedua orangtua. 

Apakah masih ada alasan untuk seorang anak menyakiti hati ibu, dan kedua orangtuanya, mengkhianati kebaikan mereka, dan membuat mereka meneteskan airmata?

Semoga kita termasuk anak yang menjadi dambaan ibu, dambaan orangtua. Yang akan menjadi investasi mereka kelak di akhirat. Anak yang sholeh dan sholehah.

Sudahkah hari ini kita membuat orangtua kita, terutama ibu, tersenyum bahagia? Jangan tunda lagi. Untuk hari ini saja. Sebab esok belum pasti akan ada. Belum tentu kita bisa bersama mereka lagi. 


#Setiap hari adalah hari ibu

#30DWC Jilid 3 Hari ke 23






Rabu, 21 Desember 2016

Hamil Kembar : Faktor Genetikkah?

Hamil, yaitu ketika ada janin yang bertumbuh di dalam perut seorang wanita. Biasanya hanya ada satu janin di dalam setiap kehamilan. Namun, tidak demikian bila yang terjadi adalah hamil kembar. Akan ada lebih dari satu janin di dalam perut seorang wanita ketika hamil kembar.

Apakah hamil kembar itu karena faktor keturunan?

Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa ibu yang memiliki anak kembar, bahwa tidak seratus persen hamil kembar itu karena faktor keturunan atau faktor genetik. Ada beberapa yang menyatakan bahwa di dalam silsilah keluarga mereka, tidak ada keturunan kembar. Namun mereka dipercaya untuk hamil memiliki anak kembar.

Jadi, hamil kembar itu bukan karena faktor keturunan semata. Meskipun faktor keturunan lebih dominan. Orang yang memiliki keturunan kembar akan lebih mungkin untuk hamil kembar, dibandingkan orang yang tidak memiliki keturunan kembar.

Selain itu, hamil kembar juga ada yang karena orang itu melakukan program bayi tabung. Dengan program bayi tabung ini akan lebih besar kemungkinan terjadinya hamil kembar bagi mereka yang tidak memiliki keturunan kembar. Namun biaya untuk program bayi tabung ini tidaklah sedikit.



#30DWC Jilid 3 Hari ke 22

Selasa, 20 Desember 2016

Anak Nakal atau Kreatif?


Tentu tak jarang air mata kita menetes perlahan, membasahi kedua pipi. Ketika anak kita sudah semakin besar. Apa yang sudah dan sering kita lakukan pada mereka? Bagaimana perasaan mereka? Tak jarang, kita tak pedulikan perasaan mereka. Kita perlakukan mereka semau kita, kita turuti segala bentuk emosi dan nafsu pribadi. Tak jarang pula, kita labeli mereka dengan label yang negatif seperti, nakal, ga nurut, semaunya sendiri, dan label-label negatif lainnya.

Seharusnya, kita tak berikan label-label negatif itu pada anak kita. Label-label negatif itu akan membekas di hatinya, akan menyakiti mereka, dan akan berdampak kurang baik pada saat mereka dewasa kelak.

Kita juga tak boleh membanding-bandingkan anak kita dengan anak lain. Karena hal ini juga akan menyakiti hatinya. 

Selain melabel anak dengan label negatif dan membanding-bandingkannya dengan anak lain, ada hal lain yang sebaiknya juga tidak kita lakukan pada anak kita, yaitu :

1. Marah-marah yang berlebih.
Marah-marah tak akan membuat keadaan menjadi lebih baik. Justru dengan marah-marah energi kita akan terkuras sia-sia. Dan anak pun biasanya akan semakin menggoda kita, dengan bertingkah yang semakin membuat kita marah. Sehingga bisa jadi marah kita akan berakhir dengan penyesalan.

2. Memukul, mencubit, dan melakukan kekerasan fisik lainnya.
Melakukan kekerasan fisik, akan melukai fisik anak, dan melukai perasaan anak juga. 

3. Berbohong dan berkata-kata kasar.
Kebohongan apapun alasannya tetap kebohongan. Dan ketika itu kita lakukan pada anak kita, maka otomatis kita telah menanamkan kebohongan pula pada mereka. Bisa jadi kelak mereka akan membohongi orangtuanya, karena mereka telah mendapatkan pelajaran kebohongan sejak dini. Begitu pun dengan berkata-kata kasar. Anak-anak akan dengan mudahnya menirukan apa yang sering didengarnya. Jika kata-kata kasar yang sering didengarnya, maka tak mustahil kelak ia pun akan menjadi seorang yang kasar pula.

Apa yang kita lakukan pada anak-anak kita, bisa jadi akan dicontoh oleh mereka. Karena anak-anak adalah peniru yang ulung. Jadi sebagai orangtua, kita harus berhati-hati dalam setiap ucapan, perilaku dan tindakan kita sehari-hari. Jangan sampai kita menjadi contoh keburukan bagi mereka, anak-anak kita.

Lalu bagaimana kalau anak kita nakal?
Nakal pada anak termasuk salah satu label negatif yang orangtua berikan. Sesungguhnya tidak ada anak yang nakal. Yang ada hanyalah anak yang kreatif. Anak yang super kreatif. Dan orangtua harus pandai-pandai menyikapinya. Orangtua harus selalu berfikir positif. Dan berusaha sekuat tenaga untuk bisa bersabar dan ikhlas, menerima apapun dan bagaimana pun kondisi dan keadaan sang anak. Karena pada hakikatnya anak adalah titipan. Kelak titipan itu akan diambil kembali oleh yang menitipkan. Dan akan dimintai pertanggungjawaban. Bagaimana kita telah memperlakukan titipan itu? Sudahkah dijaga dengan sebaik mungkin? Atau kita malah merusak titipan itu?

Semoga kita termasuk orangtua yang amanah dalam menjaga titipan dari Allah.

Semoga tidak terlambat untuk kita memperbaiki semuanya. Semoga masih ada waktu bersama mereka, untuk belajar mengerti dan memahami mereka sepenuhnya. Karena waktu kita bersama mereka tak akan lama. Kebersamaan kita dengan mereka hanya singkat saja. Sebentar lagi mereka akan bertumbuh dewasa. Mereka akan punya kehidupan sendiri-sendiri. Dan kita tak bisa lagi membersamai mereka. Hingga kita akan merindukan saat-saat itu. Saat kanak-kanak mereka. Saat mereka kita beri label nakal, yang sesungguhnya merupakan kekreatifan dan kepintaran mereka. 

Hari-hari bersama mereka pasti akan kita rindukan lagi, suatu ketika nanti. Jadi, jangan siakan hari ini. Hari dimana kita masih bisa bersama mereka. Tak ada lagi anak kita yang nakal, yang ada hanyalah anak kita yang kreatif dan pintar. 

Semoga kesabaran dan keikhlasan senantiasa ada dan terjaga di hati kita. 

#30DWC Jilid 3 Hari ke 21


Senin, 19 Desember 2016

Pelajaran dari Bocah Balita

Jangan anggap remeh mereka. Jangan sepelekan mereka. Bocah balita. Meskipun masih bocah. Masih di bawah lima tahun usianya. Sekali-kali jangan pernah anggap mereka tak bisa apa-apa.

Sesungguhnya mereka telah mengajari banyak hal pada orang dewasa. Jika saja orang dewasa itu mau berfikir dan mengambil hikmah dari setiap kejadian saat bersama sang bocah.

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari mereka. Diantaranya adalah :

1. Pelajaran sabar
Mereka mengajari orang dewasa untuk bersabar dan semakin menjadi seorang yang penyabar. Berbagai tingkah dan polah mereka sering kali menjadi ujian bagi kita, orangtua mereka. Menguji kesabaran yang kita punya. Sejauh mana kita bisa mengambil pelajaran ini? Semoga kita bisa menjadi orangtua dewasa yang bisa lulus menempuh pelajaran yang pertama ini, yaitu pelajaran sabar.

2. Pelajaran ikhlas
Mereka mengajari kita, orangtuanya untuk bisa ikhlas. Ikhlas menghadapi segala yang dilakukannya, segala tingkah polahnya yang luar biasa. Ikhlas menerima kelebihan dan kekurangan mereka. Tidak pernah membanding-bandingkan mereka dengan yang lain.

3. Pelajaran syukur
Dengan adanya mereka, sang buah hati, harusnya tertanam dalam benak kita rasa syukur yang tiada tara. Tak sedikit orang yang mengharap kehadiran mereka, namun Allah sang maha pemberi belum percayai mereka untuk memegang amanah sebagai orangtua. Adanya mereka, membuat kita belajar tentang kesyukuran.

Diantaranya ketiga hal itu yang bisa kita jadikan pelajaran dari mereka, sang buah hati, meski mereka masih bocah balita sekali pun.

Maka nikmat tuhan yang manakah yang bisa kita dustakan?

Semoga sebagai orangtua, dari hari ke hari kita akan terus menjadi orangtua yang lebih baik. Lebih dewasa, lebih bijaksana, dan lebih mengayomi anak-anak kita. Dan bisa mengambil hikmah dari setiap yang terjadi pada anak-anak kita.

Mereka aset kita yang sangat berharga. Semoga kita bisa menjaganya. Mendidik mereka, menjadi anak-anak yang sholeh-sholehah.

Terimakasih, bocah balitaku. Pelajaran yang kalian berikan sungguh luar biasa. 

Untuk menjadi renungan, bagi orangtua.

Semoga yang sedikit ini bisa diambil manfaatnya.

#30DWC Jilid 3 Hari ke 20

Ketika Anak Tantrum

Apa sih tantrum itu?
Tantrum adalah ketika anak menangis tanpa sebab dan sulit untuk ditenangkan. Disertai dengan teriak-teriak, berguling-guling di lantai dan atau minta sesuatu dengan rengekan dan tangisan yang tidak jelas.

Ketika anak tantrum tak jarang kita akan merasa bingung. Bagaimana cara menenangkannya? Apa yang harusnya dilakukan? Sebenarnya sang anak kenapa, minta apa, kenapa tiba-tiba menangis dan sulit ditenangkan?

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan ketika anak tantrum, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memeluk anak
Kita bisa mencoba memeluk anak, agar anak tenang. Namun adakalanya pelukan tidak mampu menenangkan sang anak. Jika pelukan tak mampu tenangkan anak, maka kita bisa coba cara yang lain.

2. Time out
Memasukkan anak pada suatu ruangan tertentu, agar anak tenang dengan sendirinya. Anak dibiarkan sendirian di suatu kamar atau ruangan atau tempat tertentu dengan diawasi dari kejauhan, selama beberapa menit, sampai tenang. Pastikan ruangan bersih, tak ada barang-barang atau sesuatu yang membahayakan bagi anak.

3. Hugging
Cara ini yang biasa saya lakukan pada putri saya. Setiap kali mereka tantrum, atau melanggar kesepakatan yang telah dibuat dan disetujui bersama, maka hukuman bagi mereka adalah dengan hugging. Hugging itu mendudukkan anak di depan kita, dipegangi tangannya, kaki kita masuk ke kaki mereka. Ini tidak akan menyakiti mereka. Hanya akan membuat mereka tidak nyaman saja. Biasanya mereka akan teriak-teriak sebentar setelah itu akan kecapekan, dan akhirnya terdiam. Biasanya cara ini cukup ampuh untuk putri saya, perlahan mereka akan tenang.

Itulah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menenangkan anak yang tantrum.

Semoga ada manfaatnya.

#30DWC Jilid 3 hari ke 19

Minggu, 18 Desember 2016

MPASI Lanjutan

Pada usia 7-9 bulan, merupakan masa MPASI di usia kritis. Segala makanan yang masuk ke dalam mulut bayi akan terekam cita rasanya, hingga kelak ia besar, dan akan berpengaruh terhadap selera makannya nanti. Sehingga sebagai orangtua kita harus berusaha semaksimal mungkin agar bisa melewati fase ini dengan sukses.

Kalau pada MPASI awal diberikan jenis makanan tunggal, sekarang menu makanannya bisa dikombinasikan. Jus atau pure buah masih bisa tetap diberikan pada pagi hari setelah bangun tidur, sebelum mandi. Setelah diberikan jus atau pure buah, sekitar 15-30 menit kemudian, lambung telah kosong kembali, maka bisa diberikan bubur lembut. Dan untuk makan sorenya bisa diberikan bubur saring.

Pemberian gluten sebaiknya dihindari. Karena gluten sulit dicerna. Bumbu masakan yang boleh ditambahkan antara lain, daun jeruk, daun pandan, daun salam, jahe, serai, temu kunci, seledri, dan kulit kayu manis.

Finger food, makanan yang bisa digenggam bayi sudah mulai bisa diberikan. Finger food ini bisa berupa buah, sayur, dan makanan hewani. Finger food diberikan tidak terlalu dekat dengan waktunya makan. Pemberian finger food bisa disesuaikan dengan kebutuhan sang bayi. Bila bayi memiliki berat badan rendah maka bisa diberikan kentang atau makanan hewani. Bila bayi mengalami kesulitan BAB maka bisa diberikan buah dan atau sayuran.


#30DWC Hari ke 18

Sabtu, 17 Desember 2016

Pangeran yang Ingkar Janji

Allah telah tentukan jodoh kita masing-masing. Semua telah ditulis dengan indah di dalam kitabNya. Tidak akan pernah tertukar, meski hanya satu pun. Sekali-kali tidak akan ada yang tertukar.

Kita tidak bisa memilih jodoh kita. Namun kita bisa memantaskan diri, agar kelak bertemu dengan jodoh yang kita harapkan. Karena wanita yang baik-baik akan berjodoh dengan lelaki yang baik-baik pula. Wanita yang keji akan berjodoh pula dengan laki-laki yang keji.

Lalu bagaimana jika cinta hadir pada saat dan waktu yang tidak tepat? 

Seharusnya cinta itu hadir ketika ijab qabul telah terikrarkan. Sebelum ijab qabul harusnya kita bisa menjaga perasaan kita. Jangan sampai kita memiliki rasa yang berlebih. Sebab bisa jadi rasa itu akan tinggalkan kecewa. 

Seperti yang terjadi pada Putri. Suatu hari ada seorang pangeran yang datang pada orangtua Putri. Pangeran itu bermaksud hendak meminang Putri. Ia berjanji pada orangtua Putri, tiga bulan lagi akan datang bersama ibu dan keluarganya untuk melamar Putri secara resmi.

Lalu, apa yang terjadi? Tak ada kabar. Tak ada berita. Dari sang pangeran pujaan hati. Hingga Putri diberitahu oleh teman pangeran itu, bahwa sang pangeran yang dipuja-puja Putri hendak menikah dengan wanita lain, tak lama lagi. Dunia serasa hancur di mata Putri. Kecewa yang teramat sangat. Sakit hati yang tak terperi.

Masa lalu telah menyakiti Putri. 

Adakah pembelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Putri itu?
Tentu. Ada beberapa hal yang bisa kita jadikan pelajaran untuk kita. Diantaranya, yaitu :

1. Kita harus ingat, bahwa jodoh itu adalah rahasia Allah. Jodoh itu telah tercatat indah di dalam kitabNya. Jika berjodoh pasti akan bersama dan dipertemukan olehNya dengan cara yang mungkin saja tidak akan pernah disangka-sangka. Dan jika tidak berjodoh, maka tidak akan pernah bersatu, walau sekuat tenaga kita berusaha agar bisa bersama.

2. Rasa cinta, rasa suka terhadap lawan jenis harus kita kelola dengan baik. Jangan sampai kita menjadi budak rasa itu. Harusnya rasa itu bisa kita pendam, hingga saat indah itu tiba, saat ijab qabul telah terlaksana.

3. Jauhi pacaran sebelum menikah. Berpacaranlah setelah menikah, tentu ini akan lebih asyik, penuh berkah dan berpahala.

4. Yakinlah bahwa semua yang terjadi adalah yang terbaik dari Allah. Boleh jadi kita membenci sesuatu padahal itu teramat baik untuk kita. Dan boleh jadi kita menyukai sesuatu padahal itu teramat buruk untuk kita. Allah sungguh sangat maha tahu apa yang terbaik untuk hambaNya, sedangkan kita tidak pernah tahu.

5. Ikhlas dengan semua yang telah terjadi. Jadikan masa lalu pelajaran yang teramat berarti untuk perbaikan ke depannya.

6. Serahkan semua pada Sang Maha Cinta. Yakinlah dia pasti kan beri gantinya. Dia pasti akan karuniai jodoh terbaik untuk kita.

7. Terus perbaiki diri. Perbanyak ibadah. Agar Allah pertemukan dengan jodoh terbaik kita.

Kiranya beberapa hal itu yang bisa kita ambil pelajaran dari kisah masa lalu Putri.

Semoga ada manfaatnya untuk kita.

#Belajar dari masa lalu


#30DWC Hari ke 17

Kamis, 15 Desember 2016

Menjadi Orangtua yang Dirindu Anak

Menjadi orangtua itu ternyata tidak mudah. Perlu belajar dan harus terus belajar. Apalagi untuk menjadi orangtua idaman anak. Orangtua yang kehadirannya selalu dirindukan oleh sang anak. Tapi, ngomong-ngomong apa ada sih, orangtua yang kehadirannya tak dirindukan oleh buah hatinya? Apakah ada yang seperti itu? Tentu saja ada. 

Sebut saja, namanya Putri. Dia salah satu anak yang kurang dekat dengan orangtuanya. Sehingga kehadiran orangtuanya tak menjadi istimewa bagi Putri. Kehadiran orangtua Putri tak begitu ia rindukan. Biasa saja, baginya.

Lalu bagaimana ketika hal itu terjadi pada diri kita. Ketika kita menjadi orangtua dan kehadiran kita tak dirindukan oleh anak kita? Tentu ada rasa yang sangat menyesak. 

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, agar kita bisa menjadi orangtua idaman anak, orangtua yang selalu dirindukan oleh anak-anak kita, yaitu :

1. Menjaga dan membangun kedekatan dengan anak
Saling berkirim kabar, meski jarak memisahkan. Menjadi sahabat dan teman baik. Saling cerita dan mencurahkan isi hati. Menjadi tempat berbagi yang asyik untuk sang anak. Jika hal ini sudah kita lakukan, tentu sang anak akan merindukan kehadiran kita.

2. Bangun di tengah malam
Berdoa kebaikan untuk sang anak dan keluarga. 

3. Mengajarinya, mendidiknya, mengenalkannya pada pegangan Al Quran dan Al Hadist.
Agar anak tak salah arah dalam menentukan jalan hidup. Agar jika harus memilih, pilihan itu akan tetap berada di dalam koridor yang benar, tidak akan menggadaikan iman dan islamnya hanya demi kenikmatan dunia semata.
Agar anak mengerti dan memahami hak dan kewajibannya sebagai seorang anak.

4. Menjadi teladan dan contoh yang baik untuk anak-anaknya
Ini akan sangat berpengaruh bagi pribadi sang anak. Apa yang dilihat dan di dengar dari orangtuanya biasanya akan menjadi figur contoh bagi mereka. Sehingga orangtua harus mampu memberikan contoh yang baik bagi anaknya.

5. Terus belajar dan menimba ilmu apapun
Belajar tiada henti. Belajar bermacam ilmu. Ilmu agama. Ilmu memasak. Ilmu kesehatan, dan lain-lain. Setelah menjadi orangtua pun kita harus terus belajar. Apalagi di era seperti sekarang ini. Orangtua harus terus belajar, agar semakin mengerti dan memahami anak-anaknya. Tidak ketinggalan dengan teknologi yang semakin maju pesat.

Dengan beberapa hal itu, kiranya bisa menjadi tambahan buat kita agar mampu menjadi orangtua yang dirindukan kehadirannya oleh sang anak.

Semoga ada manfaatnya.

#membaca kisah seseorang.

#30DWC Hari ke 16

Rabu, 14 Desember 2016

Ketika Aqidah Tergadai

Annisa tertegun. Matanya sembab. Air mata semalam masih tersisa. Wajahnya sendu. Ia telah kehilangan adik semata wayangnya. Adik yang teramat dia sayang. Kini, adiknya telah pergi menjauh darinya. 

Ini bukan kehilangan biasa. Adiknya pergi dengan seorang wanita. Namun bukan karena kepergian adiknya dengan seorang wanita itu yang Annisa tangisi. Bukan karena itu. Melainkan karena kepergiannya tanpa membawa aqidahnya. Adiknya telah menggadaikan aqidah, iman dan islamnya untuk menikahi seorang wanita. 

Annisa tidak habis fikir kenapa hal itu bisa terjadi pada adiknya. Kenapa adiknya bisa mengambil keputusan yang teramat bodoh. Annisa tidak mengerti dengan jalan fikiran adiknya. Padahal adiknya seorang yang terpelajar.

Setiap kali teringat dengan adiknya, dada Annisa terasa sesak, air mata perlahan bercucuran membasahi kedua pipinya. Semoga suatu hari nanti Allah kan kembalikan hidayahNya. Semoga Allah balikkan hati dan fikirannya. Sehingga iman dan islam ia gapai kembali. Amin.

Tak henti Annisa berdoa. Memohon kepada sang maha pembolak-balik hati. Semoga hari itu kan nyata. Hari di mana Annisa bisa berkumpul kembali bersama adik semata wayangnya. Bersama-sama bermunajat kepada sang maha cinta. 

Hati Annisa pun menjerit, ketika mendapati kesedihan di kedua mata kedua orang tuanya. Hati orang tua mana yang tak akan luka, ketika sang buah hati mereka dengan mudahnya menggadaikan aqidahnya demi wanita yang akan dinikahinya. Hati orang tua mana yang tak akan tergores? Mata orang tua mana yang tak kan mengeluarkan airnya, ketika sang buah hati yang diharapkannya kelak bisa menjadi syafaat baginya, menjadi anak yang sholeh, yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya, tiba-tiba lebih memilih wanita yang baru saja dikenalnya dan meninggalkan aqidah iman dan islamnya? Orang tua Annisa kelihatan tegar dan tak pernah menampakjan kesedihannya. Namun dari mata mereka, Annisa tahu betapa nelangsanya hati mereka.

Annisa semakin merasa bersalah. Annisa telah gagal menjadi seorang kakak yang baik untuk adik semata wayangnya. Tak mampu turut menjaga aqidah adiknya.

Annisa hanya mampu berdoa. Semoga suatu hari nanti adiknya kan kembali pada jalan hidayah. Amin.

#Sebuah cerita pendek

#30DWC Hari ke 15

Kamis, 01 Desember 2016

Aku dan #30DWC

Aku bukan siapa2. Aku bukan apa2. Aku hanyalah seorang ibu, dari 3 anak, yg masih balita. Tak ada yg istimewa dariku. Namun begitu, di sisa usiaku yg entah berapa lama lagi ini, aku ingin menjadi sosok yg istimewa di mata dan hati ketiga anakku. Ya. Aku ingin menjadi sesuatu bagi mereka. Sesuatu yg akan selalu dikenang oleh mereka, meski nanti aku telah tiada. Aku ingin menjadi seorang ibu yg mampu mengantarkan mereka ke jannahNya. Mengantarkan mereka pada kesuksesan hakiki dan abadi. Itu saja.

Lalu, kenapa aku ikut #30DWC? Apakah aku tidak ingin menjadi seorang penulis? Apakah aku tidak ingin menghasilkan karya yg best seller? Tentu saja aku ingin sekali. Ya. Aku ingin sekali bisa menulis buku. Menghasilkan karya yg berarti. Bermakna. Bukan hanya untuk duniaku, tapi juga untuk akheratku kelak. Aku ingin sekali menjadi seorang penulis. Karena menjadi seorang penulis adalah salah satu mimpiku yang sempat tertulis indah di dalam dream bookku. Namun, aku sempat melupakannya, entah sampai berapa lama. Tak pernah lagi kuisi hari2ku dengan kekata-kekata. Aku nyaris lupa akan mimpiku itu.

Hingga suatu hari, Ivan, menshare info tentang #30DWC ini di group WA, PELITA. Terimakasih Ivan, atas sharenya. Mimpi itu muncul kembali. Aku mencoba menulis lagi. Di sini, di #30DWC ini. Entah apa jadinya tulisanku nanti. Aku tak peduli. Yang terpenting bagiku sekarang hanyalah menulis, menulis, dan menulis. Dan semoga akan terus menulis hingga nanti.

Apakah aku akan bisa? Entahlah. Aku hanya akan berusaha hingga aku tak mampu berusaha lagi. Mungkin tulisanku tak akan pernah jadi. Mungkin tulisanku hanya akan menjadi kekata tanpa makna. Biarlah. Aku tak peduli. Selagi ada waktu, aku akan terus berusaha untuk menulis, menulis, dan menulis.

#30DWC Hari ke 1