Sabtu, 31 Desember 2016

Ketika Diam Bukan Emas

"Hai, apa yang harus aku lakukan? Kenapa kamu diam saja? Bukankah aku sudah memberitahumu, kalau aku tak suka kamu mendiamkanku seperti ini? Ayo, bicaralah padaku! Bicaralah padaku, tentang banyak hal! Aku akan dengar apa yang kamu kata! Aku tak akan menyela. Ayo bicaralah padaku!"

Hening. Hanya hening yang aku dapati. Tak kudengar kau bicara padaku. Tak kau timpali apa yang aku katakan kepadamu. Kau meninggalkanku menuju alam mimpi. Ah. Kamu, selalu saja begitu.

Air mataku pun menetes perlahan membasahi kedua pipiku. Kau tak peduli padaku. Pada apa yang aku rasa. Pada apa yang terjadi padaku. 

Jika kamu saja tak peduli padaku, lantas siapa lagi yang akan peduli padaku? Jika kamu saja tak mau tahu aku, lantas akan adakah orang lain yang akan mengerti aku? Jika kamu saja tak hapus air mataku, siapa lagi yang akan mengeringkan tangisku?

Tak akan ada lagi. Tak ada. Tak akan pernah ada. Sendiri. Sunyi. Sepi. Tak ada yang akan menemani. Malam. Gulita. Hitam. Pekat. Menjadi teman sejatiku.


@Wahai kaum Adam, mengertilah dia adalah seorang wanita. Hatinya mudah rapuh dan terkoyak. Jangan kau sakiti hatinya terus menerus. Jangan lukai ia. Jangan kau dustai. Jangan kau berikan harapan palsu padanya. Jagai dia. Lindungi, sayangi dia. Luruskan jika dia salah. Ajaklah dia berbicara. Jangan kau diamkan saja. Karena tak selamanya diam itu adalah emas.

After #30DWC Jilid 3 Hari ke 31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar